Pelajaran Selama Pandemi Covid 19
Coba sebut topik yang viral selama setahun ini? Virus Covid 19! Ya, virus yang muncul di Wuhan, Tiongkok sejak akhir 2019 itu sukses mengubah wajah dunia. Saat pesta kembang api, tiup terompet atau tidur nyenyak di 1 Januari 2020 tak ada yang pernah menyangka bahwa virus berukuran 125 nanometer ini akan hadir memaksa manusia untuk ber-evolusi. Satu pelajaran selama pandemi ini adalah manusia harus selalu siap menghadapi perubahan.
Tidak ada satu negara pun yang luput dari keganasannya. Semua bidang kehidupan manusia terdampak pandemi. Virus ini bekerja dalam senyap tanpa memandang SARA, miskin-kaya, pejabat-rakyat, negara miskin-negara maju, di darat di laut.
Setahun terakhir, musuh yang tak terlihat mata ini melumpuhkan ekonomi, merusak tatanan sosial, lebih dari 1,7 juta orang meninggal dan mengurung hampir empat milliar orang di rumah selama beberapa waktu. Ingat dan lihatlah sekitar kita. Ada ayah, ibu, anak, saudara, sahabat, tetangga yang tak bisa lagi bersama kita. Covid 19 adalah mimpi buruk bagi dunia di abad ini.
Menyadarkan manusia, bahwa masa depan sudah hadir
Tapi sesungguhnya, tak melulu menebar horor dengan kecepatannya menginfeksi manusia, ada begitu banyak pelajaran selama pandemi covid 19 setahun ini. Pandemi di saat yang sama juga menyebarkan hal postif, membawa manusia ke peradaban baru, diantaranya ber-evolusi di bidang-bidang ini:
Mental, sosial dan kesehatan
Covid 19 merubah interaksi sosial dan perilaku manusia. Tidak ada lagi kegiatan berkerumun seperti arisan, ngopi bareng, Wisata kuliner pun sebaiknya dilakukan take away. Selalu menjaga jarak, mengurangi mobilitas.
Kita yang terkenal santai saja, sekarang harus disiplin. Selalu memakai masker, menjaga kebersihan, cuci tangan. Protokol kesehatan harus dilakukan setiap saat.
Termasuk untuk meningkatkan imun tubuh dengan makan makanan bergizi, berolahraga, istirahat yang cukup, menjauhi stres dan selalu berpikiran positif. Pun demikian dengan Negara. Covid 19 memunculkan kesadaran akan pentingnya kualitas dan kuantitas pelayanan RS di Indonesia.
Keuangan dan hubungan keluarga
Covid 19 mengharuskan kita untuk lebih banyak di rumah. Kebijakan bekerja dan belajar dari rumah membuat kita punya lebih banyak waktu untuk bersama anggota keluarga. Mendadak orang tua berperan sebagai guru bagi anak-anak. Bekerja dari rumah memaksa pekerja memperbaiki manajemen waktu dan kemampuan konsentrasi.
WFH mungkin menyebabkan berkurangnya pendapatan. Keluarga wajib mengatur keuangan lebih efisien. Berhemat. Belanja kebutuhan sesuai skala prioritas.
Kemanusiaan
Pandemi Covid 19 membuktikan bahwa semangat kemanusiaan dan gotong royong kita masih ada, bahkan meningkat. Kita jadi lebih peduli kepada sesama, tetangga dekat. Semangat kersajama kita diuji.
Pandemi Covid 19 membawa dampak positif bagi alam
Lingkungan hidup
Pelajaran selama pandemi juga menyadarkan akan kedudukannya sebagai makhluk ciptaan Allah, yang tidak berdaya bahkan saat harus menghadapi virus yang tak terlihat mata. Menyadari pentingnya menjaga lingkungan hidup dan ekosistem. Kelestarian alam penting untuk kelangsungan hidup umat manusia.
Berkurangnya aktivitas dan mobilitas manusia selama pandemi Covid 19 adalah kesempatan alam untuk menyegarkan diri. Hal ini bisa dilihat dari sungai yang mengalir di kota Venesia, Italia. Sejak pandemi melanda, warna sungai yang menjadi salah satu tujuan favorit wisata dunia ini terlihat kembali jernih.
Ilmu pengetahuan, pendidikan, teknologi dan SDM
Dari semua perubahan dan pelajaran selama pandemi, yang satu ini membuat kita terpaksa harus bisa. Ya, pandemi membuat kita sadar bahwa revolusi teknologi 4.0 yang sebelumnya dibayangkan masih beberapa waktu di sepan, ternyata sudah mengetuk pintu rumah kita. Bisa jadi digitalisasi adalah pembeda yang tegas antara peradaban sebelum dan sesudah Covid 19. Yes, the future is now!
WFH, WFO memaksa kita untuk melek literasi digital. Semua dipaksa terbiasa dengan pemanfaatan teknologi informasi. Whatsapp, Zoom, Gmeet, Gclassroom, Trello, adalah menu baru kita setahun ini. Beribadah, silaturahim dilakukan secara virtual. Belanja dan berdagang dengan aplikasi online.
Belajar, sekolah juga dilakukan virtual dengan berbagai aplikasi. Peket data dan sinyal internet menjadi kebutuhan primer. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) menuntut para pendidik dan siswa untuk lebih aktif dan kreatif dengan teknologi informasi. Kita jadi punya banyak waktu untuk bisa lebih menekuni hobi, dunia kreatif dan upgrade ilmu. Misalnya mengikuti pelatihan online.
Di saat yang sama, para ilmuwan dan masyarakat dunia sedang berlomba dengan virus covid 19 dan waktu guna menciptakan vaksin yang efektif. Sekaligus menghadapi tuntutan akan kebutuhan pemerataan ketersediaan vaksin.
Nah, itulah pelajaran selama pandemi Covid 19 ini. Setiap masa punya sejarah dan tantangan sendir. Saat ini, new normal adalah peradaban baru. Suka atau tidak, kita harus mampu beradaptasi. Manusia mampu bertahan hidup dengan cara beradaptasi, termasuk dengan masa depan yang sudah hadir sekarang.
“Bukanlah yang terkuat atau terpintar yang dapat bertahan, melainkan mereka yang paling mampu beradaptasi dengan perubahan, " Charles Darwin
Comments
Post a Comment